Selasa, 18 September 2012

SENYUM SAYURI




SENYUM SAYURI
By. Nahla Riezuka

“Biarkan aku sendiri…!!!!,” Teriak Sayuri garang, ia menolak siapapun masuk ke ruangan tempat ia dirawat, entah itu dokter, suster ataupun ibunya. Ia benar-benar menyibukkan diri dan menghabiskan waktunya dengan menangis dan menyalahkan takdir, setiap infus  yang dipasang di tangannya selalu dilepaskannya kembali secara paksa, ia hendak membunuh dirinya sendiri perlahan-lahan, ia menolak makan dan minum, keadaan ini sudah berlangsung selama lima hari.
Ia benar-benar masih frustasi, betapa tidak, kaki yang menjadi modalnya berlenggak-lenggok di atas catwalk harus diamputasi, karena kecelakaan yang menimpanya. Sayuri adalah model wanita dari Tokyo yang sedang naik daun, wajah ayunya kerap menghiasi majalah-majalah remaja, umur Sayuri pun belum genap dua puluh tahun, tahun depan ia baru akan berulang tahun untuk menyambut kepala duanya. Tapi kali ini, kecantikannya hampir tak nampak lagi, tubuh langsingnya kini mengurus kering dan rambutnya yang biasanya lurus berebounding, kini jadi kusut masai, siapa pun yang melihatnya akan miris dan sangat kasihan. Beberapa media sempat ingin meliputnya, tapi ibunya menyembunyikan putri semata wayangnya. Ia tak ingin putrinya jadi bahan omongan dan tontonan orang, maka ia dirawat di ruangan yang benar-benar khusus.
“Bu, putri anda sudah sangat depresi, kalau keadaan tidak segera berubah, Sayuri bisa gila,” Kata dokter Nakamura pada Matsuko, ibu Sayuri. Ibu yang berumur empat puluh tahunan itu masih awet muda dan cantik, agaknya Sayuri mewarisi kecantikan ibunya. Saat mendengar ungkapan dari dokter, matanya terbelalak tak percaya, tapi ia juga menyadari kemungkinan terburuk itu.
“Saya tahu dokter, itu juga sempat membuat saya putus asa, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal itu terjadi?,” Keluh Matsuko.
“Sebenarnya, yang parah dari Sayuri adalah psikologisnya, ia model dan ia sangat mencintai tubuhnya, sehingga ia sangat tidak rela ketika menghadapi kenyataan bahwa kakinya tak ada, tapi kita harus mencari orang yang kata-katanya masih didengar oleh Sayuri, apakah tidak ada keluarganya yang lain selain anda?,” Tanya dokter Nakamura.
“Saya adalah orang terdekat Sayuri, suami saya sudah meninggal dan keluarga saya rumahnya sangat jauh, jadi yang paling didengar Sayuri selama ini adalah saya sendiri, tapi tunggu dulu dokter, tapi ada seorang pemuda yang sangat disukai Sayuri ketika SMA dulu, tapi Sayuri belum pernah berani mengungkapkan perasaannya karena pemuda itu selalu menghindarinya, namanya Toda,” Kata ibunya dengan wajah berseri seakan ia menemukan jalan untuk mencegah anaknya gila.
***
“Sulit sekali menemukanmu Nak Toda,” Kata Matsuko pada pemuda di depannya.
“Maaf Bu, saya kan kuliah,” Toda member alas an, ia pun izin ke dosen untuk meninggalkan kuliah beberapa bulan. “saya masih tidak percaya ia menyukai orang pemalu seperti saya, saya ini penyendiri dan kurang bisa bergaul, sedangkan Sayuri bintang SMA kami, banyak sekali yang menyukainya, kenapa ia memilih saya?,” Toda masih ragu.
“Cinta memang kadang tidak masuk akal Toda, tapi kamu bersedia kan berpura-pura jadi pacar Sayuri sampai Sayuri sadar dari depresinya?,” Kata ibu Sayuri.
“Bagaimana aku bisa menolak bertemu seorang model yang sangat mengharapkan kedatanganku?,” Toda balik bertanya, setelah itu dia menjalankan misi sesuai dengan yang telah dijelaskan dokter padanya.
***
            Saat Toda masuk ke ruangan di mana Sayuri dirawat, ia sempat terkejut melihat keadaan Sayuri. Dia pun merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan keceriaan Sayuri meskipun keadaan akan berubah 180 derajat, karena sudah pasti Sayuri tidak akan menjadi model seperti dulu tanpa kaki kirinya. Saat itu Sayuri duduk menghadap jendela dan tidak menggubris kedatangan Toda.
            “Pergi dari sini, biarkan aku sendiri, biarkan aku mati,” Kata Sayuri dingin, Toda sedikit tersentak kaget mendengarnya, ternyata memang benar-benar parah.
            “Sayuri, aku ke sini bukan untuk menyuntikmu atau apa, aku hanya ingin kita mengobrol, yah ceritakanlah perasaanmu saat ini, apa yang kau rasakan?,” Toda merasa menjadi psikolog saat itu juga, dan sepertinya ia cukup berhasil. Sayuri meliriknya sedikit, saat mata mereka bertemu, Sayuri sangat terkejut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
            “Kau??!!!, bagaimana kau bisa ke sini???!!!, oh tidak!!!, kau melihatku dalam keadaan hancur begini, kenapa kau ke sini??!!,” Reaksi Sayuri benar-benar tidak terduga sama sekali, Toda agak bingung, apa yang harus dilakukannya, Sayuri menarik selimut dan menutupi kaki dan wajahnya, sepertinya ia malu dilihat orang yang disukainya dalam keadaan tidak cantik. Toda sangat bingung, akhirnya dia mendekati Sayuri dan duduk di sebelahnya, tangannya refleks memeluk Sayuri, ia ingin sekali memberi perlindungan dan memberi rasa aman dalam hati Sayuri.
             “Tustttt, Sayuri tenanglah….., kau masih sangat cantik seperti dulu ketika kita masih SMA, tahukan kau, setiap kali aku melihatmu, hatiku selalu berdebar-debar, kau lah yang setiap malam menghiasi mimpi-mimpiku, aku sangat menyukaimu dari dulu sampai sekarang, apapun yang terjadi padamu, aku tetap menyukaimu, seperti dulu,” Toda mengakui perasaannya selama ini, ia tidak tahu, bagaimana ia bisa bicara selancar ini di depan Sayuri, padahal dulu ia selalu gugup bila berhadapan dengannya, karena itu ia memilih menghindari Sayuri setiap mereka bertemu. Sayuri melihat ke wajah Toda, ia menatap bibirnya lekat, seolah mencari keseriusan di setiap kata yang keluar dari bibirnya.
            “Sungguh??,” Tanya Sayuri kemudian, Toda mengangguk seketika, ia tidak sedang berbohong, selama ini ia juga tidak berani menyatakan perasaanya karena takut ditolak, selain itu dulu ia juga sangat tidak percaya diri, tapi setelah mendengar dari ibu Sayuri bahwa Sayuri menyimpan persaan yang sama dengannya, ia jadi berani.
            “Ya, aku tidak bohong, sungguh, maafkan aku baru bisa mengatakannya,” Toda menarik nafas sebentar. “Karena itu Sayuri, kau harus tetap hidup, kalau kau mati bagaimana denganku?, kalau kau sembuh aku akan mengajakmu ke Disney Land dan kita akan makan es krim bersama, bagaimana, kau mau sembuh kan? Demi aku,” Toda semakin menumbuhkan kepercayaan dirinya. Lama sekali Sayuri termenung, setelah sepuluh menit ia baru mengangguk sebagai tanda persetujuan.
***

Dua bulan kemudian,
            Wajah Sayuri sudah kembali berseri, Toda benar-benar membawanya ke Disney Land, walaupun ia harus tetap di atas kursi roda dan Toda menggiring di belakangnya. Ia memakai topi dan menyamar, ia tidak mau ada yang mengenal wajahnya. Tapi tak disangka, topi Sayuri jatuh ketika ada angin yang cukup kencang, beberapa yang mengenalinya langsung berteriak “Eh, itu kan Sayuri!!!,” Kata seorang remaja.
            “Sayuri…..!!!,” Beberapa orang mendekatinya, mereka minta tanda tangan dan berfoto bersama. Sayuri tidak siap dengan keadaan ini, tapi ia tak menyangka, ia masih punya fansclub meskipun ia sudah tidak menjadi model.
            “Sayuri, aku ikut sedih dengan keadaan yang menimpamu, tapi jangan bersedih, kami tetap menyayangimu,” Kata salah seorang dari mereka.
            “Terima kasih banyak, kalian sungguh baik padaku, tapi aku sekarang bukan model lagi, jadi aku tidak bisa tanda tangan,”Kata Sayuri kemudian.
            “Tak apa, untuk kenang-kenangan,” Fansnya ngeyel, Sayuri pun menoleh ke arah Toda, matanya meminta persetujuan, Toda mengangguk.
            “Dia pacarmu?,” Tanya yang lain, Sayuri hanya menjawab dengan senyuman, mukanya semerah tomat. Dalam hatinya, ia bersyukur dengan kecacatannya, karena kini ia bisa bertemu lagi dengan Toda, meskipun dalam keadaan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Tidak ada komentar: