AMANAT, JANGAN SALAH ALAMAT
Rizka Dwi Seftiani
Maraknya berita mengenai reshuffle atau
perombakan kabinet belakangan ini patut untuk dijadikan bahan renungan kita
bersama. Berbagai macam pertanyaan mulai bermunculan: Ada
apa dengan pemerintahan Indonesia?
Mengapa banyak yang tidak puas pada kinerja mereka? Atas dasar apa mereka dulu
bisa terpilih? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
Ada indikasi bahwa mereka yang harus mengalami perombakan kabinet atau
pelepasan jabatan adalah pemberian amanat yang salah sasaran. Padahal, Allah
SWT telah meletakan dasar-dasar pemerintahan yang diantaranya adalah perintah
untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila
pemerintah menetapkan sebuah hukum, hendaknya diputuskan secara adil (QS
An-Nisa’ (4): 58).
Mereka yang duduk
di pemerintahan, sejatinya adalah orang-orang yang dipercaya rakyat untuk
memimpin. Itu sama artinya dengan masyarakat menitipkan tanggung jawab atau
amanat pada mereka. Tapi sayang, sebagian dari mereka belum menyadari beratnya
amanat yang mereka tanggung, sehingga hasil kerja mereka seringkali
mengecewakan.
Terlebih lagi,
mereka yang menggunakan amanat sebagai aji mumpung, mumpung masih
menjabat, ramai-ramai pelesir dengan uang rakyat, padahal pada saat yang sama,
masih banyak masalah-masalah yang membutuhkan dana dari pemerintah. Alangkah
baiknya jika para pejabat ini mau sedikit peduli pada keadaan rakyat seperti
pada masa-masa pemilu, karena ada yang unik dengan pemerintahan Indonesia,
ketika mereka belum dipilih, mereka berlomba untuk menjadi orang yang paling
dermawan, namun ketika amanat sudah ada di pundak, mereka seperti lupa kacang
akan kulitnya.
Seharusnya, amanat
diberikan untuk mereka yang tidak pernah memintanya, tapi sekarang mencari
orang yang jenisnya seperti ini sangat langka. Karena, sekarang amanat sudah
menjadi barang rebutan, mungkin memang pantas diperebutkan karena sangat
menjanjikan untuk masa depan. Nampaknya perlu diadakan sayembara: Siapa di
antara kalian yang mau memimpin Indonesia
tanpa dibayar dan hanya bermodalkan keikhlasan dan niat untuk berjuang? Jika
ada yang mengajukan dirinya, sungguh dia adalah orang yang paling pantas untuk
memimpin Indonesia.
Amanat, kelak akan
dimintai pertanggungjawabannya, Allah SWT telah mengingatkan hamba-Nya: “Dan
orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dalam keimanan, dan kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.” (At-Tur (52): 21)
Dalam ayat lainnya
juga disebutkan: “Dan tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembunyi.
Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan
(pada hari kiamat) disebabkan apa yang telah mereka kerjakan (Al-An’am (6):
120)
Amanat adalah
titipan dari Allah SWT, maka kewajiban bagi siapapun yang mendapatkan titipan
haruslah menjaga apa yang dititipkan itu. Sungguh, amanat kepemimpinan adalah
amanat yang sangat berat, maka sebelum meminta amanat, hendaknya mengukur kemampuan
terlebih dahulu, ini sangat penting agar tidak terjadi lagi amanat yang salah
alamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar