Syair Kesyukuranku
Fabiayyi Aalaa Irobbikumaa
Tukadziban....Riezuka?
Ya Allah.....
Tersungkur aku, bersujud syukur atas
nikmat-Mu yang tiada dapat ku hitung.
Atas semua kebaikan dan kasih
sayang-Mu padaku.
Betapa indahnya menyadari sebuah
hikmah dan pelajaran kehidupan.
Ya Rabb......
Aku bersyukur, atas penundaan dari
keinginan yang kuajukan.
Sekarang aku sadar, bahwa yang ku
inginkan bukan yang terbaik untukku.
Tapi Engkau menggantinya dengan
sesuatu yang benar-benar ku butuhkan.
Engkau menggantinya dengan sesuatu
yang lebih baik.
Ya Allah,
Terima kasih atas syurga yang Engkau
karuniakan padaku.
Ternyata untuk merasakan indahnya
syurga, tak perlu menunggu ajal tiba.
Karena syurga dunia itu benar-benar
ada.
Dan aku bersyukur karena
memilikinya.
Syurga pertamaku.....
Rumah tempatku dibesarkan, dalam
naungan kasih sayang orang tua yang luar biasa.
Terima kasih Allah, telah
melahirkanku dari orang tua yang selalu saling pengertian.
Yang mengajarkan padaku betapa
pentingnya kesetiaan dan pengertian dalam menjalin sebuah hubungan.
Terima kasih, Engkau beri aku ayah
yang selalu menghargai setiap kata dan ide yang ku ajukan, yang mengajarkan
padaku untuk selalu percaya diri dimanapun aku berada, yang tak pernah bosan
berdiskusi tentang kehidupan dan pelajaran serta pengalaman. Yang memberiku
kebebasan untuk mengambil keputusan dan mengajariku untuk bertanggung jawab dan
tidak menyesali setiap keputusan yang telah ku buat.
Terima kasih, Engkau beri aku ibu
yang mengajarkanku pentingnya kedisiplinan dan ketangguhan seorang ibu, serta
pengorbanan seorang wanita. Ibu yang selalu mengajariku untuk tidak melakukan
sesuatu sekedarnya, untuk selalu berbuat secara total dan maksimal dimanapun
aku berada.
Terima kasih Ya Rabb, atas keluarga
besar yang mengajariku banyak hal tentang lika-liku kehidupan.....
Gontor, syurga keduaku.....
Jannatu Daarussalam...... Syurga Kampung Nan Damai.
Tempatku menghabiskan masa remajaku
yang penuh warna.
Menempa jiwa seni dan dunia
kepenulisan yang Engkau anugerahkan padaku.
Terima kasih,
Atas lingkungan terbaik, yang suci
lagi menyucikan.
Guru-guru besar yang ada di
sekelilingku, yang mengajariku banyak hal, sejak aku nol tak tahu apa-apa,
sampai aku tahu, bahwa aku hanyalah orang bodoh yang masih perlu banyak
belajar.
Apapun yang ku lihat, apapun yang ku
dengar, apa yang ku rasakan di dalamnya telah mendidikku dengan
pembiasaan-pembiasaan yang akhirnya melahirkan karakter kuat.
Tidak perlu koar-koar membuat slogan
pendidikan berkarakter. Karena miliunya sudah terbentuk demikian.
Benar-benar sebuah keberuntungan.
Berada di tengah-tengah
manusia-manusia yang selalu bergerak menuju ke arah kebaikan.
Yang selalu saling mengingatkan
dalam kebaikan.
Benar-benar lantunan ‘Tombo Ati’
terpampang di kampung ini.
1.
Baca
Qur’an dan Maknanya. Mendalami Bahasa Al-Qur’an, sehingga akhirnya bisa
memahami kandungan Al-Qur’an tanpa harus membuka terjemahannya, dan bisa
mengamalkan isinya.
2.
Shalat
Malam, saling membangunkan untuk shalat tengah malam. Mengingatkan pentingnya
Tahajjud dan shalat sunnah lainnya.
3.
Berteman
dengan orang sholeh, kampung nan damai tempat berkumpulnya orang-orang sholeh.
Semua kegiatan dihitung sebagai bentuk ibadah, bukan melulu urusan dunia, tapi
selalu dihubungkan dengan urusan akhirat. Jika di tempat lain sulit menemukan sebuah
keikhlasan. Di sini, sulit menemukan orang yang tidak ikhlas. Jika masih bisa
dihargai, berarti ia itu murah sekali.
4.
Berpuasa
sunnah. Saling berlomba-lomba untuk mendekat pada Allah dengan berpuasa sunnah,
karena Allah berkata, kalau puasa itu untuk-Nya dan Dia yang menentukan
pahalanya.
5.
Berdzikir.
Semua kegiatan dirangkai untuk selalu berdzikir pada-Nya, bagi mereka yang
benar-benar sadar.
Benar-benar kampung damai, yang
selalu mendamaikan hati.
Al-Firdaus, syurga ketigaku.
Jannatul Firdausi Nuzula....
Tempat yang memberiku kesempatan,
untuk menerapkan semua ilmu yang telah ku pelajari di Syurga Darussalam.
Yang menghargai dan mengapresiasi
setiap potensi yang ku miliki.
Lingkungan yang selalu berusaha
untuk berubah, berubah ke arah kebaikan.
Lingkungan yang dinamis dan tidak
statis.
Yang mendengarkan suara orang-orang
baru dan tidak mendeskriminasi.
Lingkungan yang memaksaku untuk
tumbuh dan mengembangkan diri.
Yang menyadarkanku: banyak yang
belum ku lakukan dan masih banyak yang harus ku lakukan untuk kepentingan umat.
Menanti syurgaku selanjutnya.....
Tempat ke mana aku akan menuju.
Tempat yang telah ditetapkan Allah
untukku, bersama orang yang telah ditakdirkan namanya di lauhil mahfudz untuk
menjadi imam dalam ibadahku di dunia, sampai di akhirat.
Akan ku bangun syurga terindah untuknya
dan untuk anak-anaknya. Insya Allah.
Amin.... Amin
Ya Rabb.
Walhamdulillahi
Robbil ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar