PAMRIH
Dalam surat Al-Muzammil ayat 20, Allah SWT menyinggung
soal kebaikan apa saja yang manusia perbuat untuk diri mereka, maka akan
memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya.
Lihatlah
kata kebaikan di sini, ini menunjukan bahwa segala kebaikan yang dilakukan untuk
orang lain, sebenarnya adalah kebaikan untuk diri sendiri. Ketika seseroang
memberikan senyuman kepada saudaranya, maka keduanya akan merasakan
kebahagiaan. Ketika seseorang memberikan beberapa koin uang untuk
peminta-minta, sebenarnya ia sedang memberi untuk diri mereka sendiri.
Ada nasehat bijak yang
menyatakan bahwa Allah SWT akan menahan rezeki manusia, ketika mereka juga
menahan harta mereka untuk diberikan kepada orang lain. Demikian sebaliknya,
rezeki akan mudah didapat ketika mereka mudah memberi. Memberi di sini bukanlah
sekedar pemberian, namun pemberian di sini harus disertai dengan ikhlas.
Sayangnya, keikhlasan di
sini sangat sulit untuk diukur, ketika seseorang merasa bahwa dirinya telah
memberi dengan ikhlas, sebenarnya keikhlasan mereka masih membutuhkan keikhlasan lagi. Selain
itu, ikhlas sendiri merupakan inti dari segala perbuatan, ikhlas merupakan ruh
dari perbuatan. Tanpanya, segala sesuatu yang dilakukan hanya akan menuai
kesia-siaan.
Praktek pemberian yang
diberikan tanpa rasa ikhlas sudah umum terjadi di tengah-tengah masyarakat,
sebut saja beberapa diantaranya. Mereka adalah orang-orang yang suka
menyumbang-nyumbang untuk mencari ketenaran, agar dia disebut sebagai orang
baik. Ada juga beberapa orang yang mengaku ahli ibadah, tapi sebenarnya hanya
untuk disebut sebagai orang yang alim. Lebih parah lagi adalah orang yang
memberi untuk menyuap orang yang diberi.
Padahal, jika saja mereka
sadar bahwa Allah akan membalas segala kebaikannya dengan balasan yang paling
baik dan pahala yang besar. Allah tak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Oleh karena itu,
sekaranglah saatnya kita lakukan terapi hati, untuk mengoreksi sisa-sisa pamrih
di dalam hati, agar niat untuk berbuat baik tidak diganggu oleh sebuah
kesyirikan yang kecil sekalipun, yaitu riya’. Agar pemberian-pemberian yang
diberikan tidak hanya berbuah kesia-siaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar