Kamis, 18 Juli 2013

AKU, BAHASA ARAB DAN BELAJAR IKHLAS



Teman-teman PBA seperjuangan....
Ana pingin berbagi....
Hari ini, ana membaca sebuah profil yang sangat heroik, ditulis oleh
Ustadz. Nasrulloh Zarkasyi dengan judul:

IN MEMORIAM K.H. IMAM SYUBANI

Berikut tulisan beliau....

Mungkin beliau tergolong wali, atau setidaknya sufi. Kekayaan ilmunya jauh membuat beliau lebih tenteram daripada memiliki banyak uang. Jariyah ilmu itu pun tak alang kepalang banyaknya; mengalir jauh, hingga ke penjuru dunia. Buku-buku pengajaran Bahasa Arab yang disusunnya bersama K.H. Imam Zarkasyi cukup menjadi saksi jariyah itu. Puluhan ribu pemuda Islam telah terbebas dari buta bahasa Arab, atas jasa beliau. Bahkan, hingga ke akhir hayatnya, curahan pikiran beliau hanya kepada Bahasa Arab. Itu yang ditunjukkan beliau setiap kali penulis sowan ke rumahnya. “Saya sering bermimpi bertemu Pak Zar. Dalam mimpi itu, beliau selalu menanyakan, ‘Pak Bani, bagaimana Bahasa Arabnya?’ Itu yang selalu ditanyakan Pak Zar,” kisahnya hampir setiap kali pertemuan.

Beberapa tahun ini, terdengar beberapa kali beliau masuk rumah sakit, namun kemudian sembuh. Hanya, Jum‘at pagi itu, tiba-tiba saja ada kabar beliau wafat. Inna lilahi wa inna ilaihi raji‘un. Kami pun ta’ziyah di rumahnya yang sangat-sangat sederhana untuk ukuran manusia sekaliber beliau. Di dinding rumah beliau terpampang foto beliau bersama Menteri Agama, M. Maftuh Basyuni, yang mampir sowan, usai menghadiri munasabah di Gontor. Dalam kesempatan yang lain sebelumnya, Ust. Abu Bakar Ba‘asyir, tokoh internasional yang diteroriskan oleh AS itu, pernah menyempatkan diri mampir ke rumah itu, sebagai ta‘zhim kepada gurunya semasa di Gontor dulu. Sungguh, sebuah rumah sederhana yang penuh barakah.Ustadz Imam Syubani adalah orang yang pantang menerima sesuatu yang beliau anggap bukan haknya. Sebagai guru PM Gontor, setiap bulan, beliau mendapat hantaran sembako, seperti beras, kopi, teh, gula, minyak dsb. Suatu ketika, karena alasan kesehatan, beliau memutuskan untuk berhenti mengajar di Gontor. Dalam pandangan beliau, konsekuensi dari itu, jatah sembako pemberian pondok tadi juga harus diakhiri, dihentikan. Beliau tidak mau makan gaji buta. Padahal, apa yang diberikan pondok itu adalah penghormatan atas jasa beliau sebagai anshar pondok selama ini. Tapi itulah, beliau bergeming.

Dulu sekali pun, pertengahan dekade 1980-an, K.H. Imam Zarkasyi —orang yang paling ditaati dan dihormatinya— menyarankan supaya Ust. Syubani menjalani operasi katarak (operasi mata). Awalnya beliau tidak mau, dengan pertimbangan, uangnya dari mana? Kecuali itu, Pak Zar saja juga tidak operasi katarak, kok malah dirinya yang disuruh. Maka Pak Zar pun mengatakan. “Saya yang mbayari, tapi Pak Bani dulu (yang operasi). Kalau sudah berhasil, setelah itu baru saya.” Maka operasi pun terlaksana. Namun, setelah itu, K.H. Imam Zarkasyi batal menjalani operasi katarak karena keburu wafat.

Ketawaddu‘an Pak Bani kepada Pak Zar bukan alang kepalang. Jelas-jelas, menurut Pak Zar, Buku-buku Durusullughah al-‘Arabiyah, kamus-kamus, dan Tamrinatnya itu adalah karya Pak Bani. Pak Zarkasyi hanya memberikan pengarahan dan garis-garis besarnya saja. Kesungguhan, kecerdasan, dan keikhlasan Pak Bani yang membuat buku itu wujud. Namun, apa kata Pak Bani? “Semuanya itu Pak Zar. Saya ini hanya disuruh menulis saja apa yang dikatakan Pak Zar.” Luar biasa. Bahkan, menurut pengakuan Pak Zarkasyi juga, motto pondok “Berbudi Tinggi; Berbadan Sehat; Berpengetahuan Luas; dan Berpikiran Bebas” adalah buah pemikiran Ust. Syubani. Sungguh, betapa tinggi keikhlasan beliau; betapa besar jasa beliau. Tak banyak orang mengetahuinya.

Ya, Ust. Syubani benar-benar berjasa; jariyahnya melimpah. Juga, kalau beliau mau, hartanya pun bisa melimpah. Tapi tidak. Beliau zuhud, tidak ingin hanya kaya di dunia. Semuanya harus serba sederhana, apa adanya. Dalam usianya yang lanjut, terkadang beliau membetulkan sendiri genting rumahnya yang bocor. Ketika tetangganya ingin membantu, beliau justru melarang dan setengah marah. Bagi yang tidak paham, akan menyebutnya aneh. Namun, seorang sufi memang ingin selalu dan tetap khalis, hingga ke hutang budi pun dihindari.

Dari jerih payahnya menyusun buku Durusullughah al-‘Arabiyah bersama K.H. Imam Zarkasyi, semestinya beliau mendapat royalti sebagai penulis. Mulanya, hal itu berlangsung sejak K.H. Imam Zarkasyi masih hidup. Namun, suatu ketika beliau mengirimkan surat kepada penerbit, minta supaya pemberian itu dihentikan. Beliau merasa tidak berhak lagi. Karenanya, mulai saat itu, beliau tidak mau menerima dan tidak boleh diberi royalti. Akhirnya, setelah dibujuk bahwa pemberian itu merupakan amanat almarhum K.H. Imam Zarkasyi, wasiat almarhum. Maka, beliau pun bersedia menerimanya kembali, namun tidak diambil semuanya.

Setelah dishalatkan, sehabis shalat Jum‘at, jenazah K.H. Imam Syubani dikuburkan di dekat rumahnya di belakang Pasar Pon, di tepi sungai kecil. Sungguh, tak sepadan dengan sosoknya. Tapi, itu hanyalah pandangan manusia yang masih hidup. Bagi Allah, kelapangan kubur bukan meluasnya tanah sempit (2 X 1 M²) tempat meletakkan jenazah, melainkan keleluasaan orang hidup di alam barzakh, dalam rahmat Allah selama menanti hari akhir. Meskipun dikubur di pemakaman raja-raja, jika amal ibadahnya tak cukup menolong, kubur yang sempit itu akan kian menghimpit.

Kini, Ust. Syubani, mungkin, tengah tersenyum menikmati hari penantian di alam barzakh. Beliau tak perlu was-was dengan bekal untuk melintasi Shirath al-Mustaqim. Insya Allah cukup.

Kembali kepada yang hidup. Sepeninggal K.H. Imam Zarkasyi dan K.H. Imam Syubani memang telah tak ada lagi penjaga gawang utama bahasa Arab di PM Darussalam Gontor. Namun, yang patut disyukuri, kini pondok telah memiliki beberapa orang doktor bahasa Arab. Di pundak para pendekar itu bahasa Arab di Gontor tertumpu ke depan. Tinggal lagi, mengikut para pendahulu itu dalam keistiqamahannya berbuat: bertekun, gigih, dan ikhlas. Ustadz Syubani, jasamu akan selalu kami kenang.

Ya Allah, perkenankanlah kami meneladani beliau..... Amin...

SENIMAN UDANG.*



SENIMAN UDANG.*

PUISI TRICORNERS

Baca puisi yang bagus, lalu menyukainya, itu biasa.
Tapi saat ada sebuah puisi yang bisa menyedotmu memasuki dimensi tiap baitnya.
Merasakan tiap rangkaian abjadnya, hingga kau hafal di luar kepala.

Seakan-akan puisi itu ditulis bukan untuk siapa-siapa,
Tapi untuk menggambarkan perjalanan hidupmu.
Nah,
Itu baru luar biasa.
Awal Ramadhan kemarin aku menemukannya....

Inilah puisi seniman udang* itu....


Sebuah perjalanan menuju kepuasan tanpa henti.




Setiap mata tertuju kepada apa yang telah dijalani selama ini.




Berjalan seiring dengan putaran roda masa, 
tanpa kenal lelah mancapai asa.



Menuju titik puncak keabadian yang hakiki.



Hingga terhempas tak berdaya.
Bagai sebuah bulu yang terlepas dari 'sangkar' peraduannya.


NICE QUOTES By Seniman Udang* for me....


إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ - إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرءٍ مَا نَوَى


Seniman itu ibarat nabi, 
yang mendapat wahyu melalui imajinasi.
Jadi, mana ada nabi yang suka mendebat?
Cukup ajarkan padanya karya (mukjizat) kita

Perbanyaklah masalah....
maka kau akan dewasa dengan masalah tersebut... 
Selama mata hatimu terbuka...

Manfaatkan 3 K: Kemauan, kemampuan dan kesempatan.

الرَّاحَة فِي تَبَادُلِ الأَعْمَالِ

Hargai karyamu sendiri...! Itu ciri seniman profesional.

Plan your work, work your plan.

Ayo nulis lagi, wujudkan impianmu...!

SENI-MENGAJAR-MENULIS
Seni dan mengajar itu bisa jadi satu dalam menulis....
Menulis juga mengajar.....
Menulis juga butuh seni tersendiri........
Mengajar bisa dengan menulis bahkan melukis......
Menulis tentang ilmu dengan bahasa yang indah itu juga sudah nyeni... 
(Rangkuman 3 dunia yang mewarnaiku).

Bilang nggak bisa aja susah.....!
Akhirnya aku tahu sesuatu:
Belajar ilmu padi, ada saat-saat dimana kamu harus menunjukan kalau kamu bisa, tapi ada juga saat-saat dimana kamu tidak perlu mengatakan kalau kamu bisa, bahkan ketika kamu mengatakan bahwa kamu tidak bisa: itu semakin menunjukan 
kalau engkau bijaksana.

التَّوَاضُعُ (1) 

 تَوَاضَعْ إِذَا مَا نِلْتَ فيِ النَاسِ رِفْعَةً # فَإِنَّ رَفِيْعَ القَوْمِ مَنْ يَتَوَاضَعُ
 تَوَاضَعْ إِذَا مَا كَانَ قَدْرُكَ عَالِيًا # فَإِنَّ اتِضَاعَ المَرْءِ مِنْ شِيَمِ العَقْلِ 

التَّوَاضُعُ (2) 
 تَوَاضَعْ تَكُنْ كَالنَجْمِ لاَحَ لِنَاظِرٍ # عَلَى صَفَحَاتِ المَاءِ وَهُوَ رَفِيْعُ 
وَلاَ تَكُنْ كَالدُخَانِ يَعْلُو بِنَفْسِهِ # إِلىَ طَبَقَاتِ الجَوِّ وَهُوَ وَضِيْعُ


Alhamdulillah, sujud syukur pada Allah.... berkesempatan mengenal sang seniman udang.*


Udang means: Jempolan*



Surga Dunia Itu Ada



Fabiayyi Aalaa Irobbikumaa Tukadziban....?
Ya Allah.....
Tersungkur aku, bersujud syukur atas nikmat-Mu yang tiada dapat ku hitung.
Atas semua kebaikan dan kasih sayang-Mu padaku.
Betapa indahnya menyadari sebuah hikmah dan pelajaran kehidupan.

Ya Rabb......
Aku bersyukur, atas penundaan dari keinginan yang kuajukan.
Sekarang aku sadar, bahwa yang ku inginkan bukan yang terbaik untukku.
Tapi Engkau menggantinya dengan sesuatu yang benar-benar ku butuhkan.
Engkau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Ya Allah,
Terima kasih atas syurga yang Engkau karuniakan padaku.
Ternyata untuk merasakan indahnya syurga, tak perlu menunggu ajal tiba.
Karena syurga dunia itu benar-benar ada.
Dan aku bersyukur karena memilikinya.

Syurga pertamaku.....
Rumah tempatku dibesarkan, dalam naungan kasih sayang orang tua yang luar biasa.
Terima kasih Allah, telah mengizinkanku untuk lahir dari orang tua yang selalu saling pengertian.
Yang mengajarkan padaku betapa pentingnya kesetiaan dan pengertian dalam menjalin sebuah hubungan.

Terima kasih, Engkau beri aku ayah yang selalu menghargai setiap kata dan ide yang ku ajukan, yang mengajarkan padaku untuk selalu percaya diri dimanapun aku berada, yang tak pernah bosan berdiskusi tentang kehidupan dan pelajaran serta pengalaman. Yang memberiku kebebasan untuk mengambil keputusan dan mengajariku untuk bertanggung jawab dan tidak menyesali setiap keputusan yang telah ku buat.

Terima kasih, Engkau izinkan aku untuk lahir dari rahim seorang ibu yang mengajarkanku pentingnya kedisiplinan dan ketangguhan seorang wanita, serta pengorbanan yang tak pernah mengenl kata letih. Ibu yang selalu mengajariku untuk tidak melakukan sesuatu sekedarnya, untuk selalu berbuat secara total dan maksimal dimanapun aku berada.
Terima kasih Ya Rabb, atas keluarga besar yang mengajariku banyak hal tentang lika-liku kehidupan.....

Gontor, syurga keduaku.....
Jannatu Daarussalam......  Syurga Kampung Nan Damai.
Tempatku menghabiskan masa remajaku yang penuh warna.
Menempa jiwa seni dan dunia kepenulisan yang Engkau anugerahkan padaku.

Terima kasih,
Atas lingkungan terbaik, yang suci lagi menyucikan.
Guru-guru besar yang ada di sekelilingku, yang mengajariku banyak hal, sejak aku nol tak tahu apa-apa, sampai aku tahu, bahwa aku hanyalah orang bodoh yang masih perlu banyak belajar.
Apapun yang ku lihat, apapun yang ku dengar, apa yang ku rasakan di dalamnya telah mendidikku dengan pembiasaan-pembiasaan yang akhirnya melahirkan karakter yang mengakar kuat.
Tidak perlu koar-koar membuat slogan pendidikan berkarakter. Karena miliunya sudah terbentuk demikian.

Benar-benar sebuah keberuntungan.
Berada di tengah-tengah manusia-manusia yang selalu bergerak menuju ke arah kebaikan.
Yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan.
Benar-benar lantunan ‘Tombo Ati’ ada di kampung ini.
  1. Baca Qur’an dan Maknanya. Mendalami Bahasa Al-Qur’an, sehingga akhirnya bisa memahami kandungan Al-Qur’an tanpa harus membuka terjemahannya, dan bisa mengamalkan isinya.
  2. Shalat Malam, saling membangunkan untuk shalat tengah malam. Mengingatkan pentingnya Tahajjud dan shalat sunnah lainnya.
  3. Berteman dengan orang sholeh, kampung nan damai tempat berkumpulnya orang-orang sholeh. Semua kegiatan dihitung sebagai bentuk ibadah, bukan melulu urusan dunia, tapi selalu dihubungkan dengan urusan akhirat. Jika di tempat lain sulit menemukan sebuah keikhlasan. Di sini, sulit menemukan orang yang tidak ikhlas. Jika masih bisa dihargai, berarti ia itu murah sekali.
  4. Berpuasa sunnah. Saling berlomba-lomba untuk mendekat pada Allah dengan berpuasa sunnah, karena Allah berkata, kalau puasa itu untuk-Nya dan Dia yang menentukan pahalanya.
  5. Berdzikir. Semua kegiatan dirangkai untuk selalu berdzikir pada-Nya, bagi mereka yang benar-benar sadar. Benar-benar kampung damai, yang selalu mendamaikan hati.

Al-Firdaus, syurga ketigaku.
Jannatul Firdausi Nuzula....
Tempat yang memberiku kesempatan, untuk menerapkan semua ilmu yang telah ku pelajari di Syurga Darussalam.
Yang menghargai dan mengapresiasi setiap potensi yang ku miliki.
Lingkungan yang selalu berusaha untuk berubah, berubah ke arah kebaikan.
Lingkungan yang dinamis dan tidak statis.
Memberi tempat untuk Agent of Changes di masa depan.....
Yang mendengarkan suara orang-orang baru dan tidak mendeskriminasi.
Lingkungan yang memaksaku untuk tumbuh dan mengembangkan diri.
Yang menyadarkanku: banyak yang belum ku lakukan dan masih banyak yang harus ku lakukan untuk kepentingan umat.

Menanti syurgaku selanjutnya.....
Tempat ke mana aku akan menuju.
Tempat yang telah ditetapkan Allah untukku, bersama orang yang telah ditakdirkan namanya di lauhil mahfudz untuk menjadi imam dalam derap ibadahku di dunia, sampai di akhirat.
Akan ku bangun syurga terindah untuknya dan untuk anak-anaknya. Insya Allah.
Amin.... Amin Ya Rabb.
Walhamdulillahi Robbil ‘Alamin.

Darwis Tere Liye *Lima kaki, sejuta langkah



Kalau menurut ku penulis keren orang Barat itu JK Rowling dan Dan Brown.
Kalau untuk Indonesia, Darwis Tere Liye ini boleh juga....
Ingin sekali meneruskan jejak langkah mereka.
Karena itu aku catat pesan-pesan Bang Tere ini....

#1Kunci mencapai sesuatu adalah: niat & dilaksanakan.

Maka jika kita gagal mencapai sesuatu itu. Hanya ada dua penyebabnya: (1) Niatnya tidak kokoh (2) Pelaksanaannya tidak sungguh-sungguh.

#2 Ukuran kesuksesan ada di cara berpikir. Bukan kaya, tinggi posisi, terkenal, dan berkuasa. 

Orang-orang yang menggunakan ukuran kaya, tinggi posisi, terkenal, berkuasa maka dia tidak akan pernah tiba di titik sukses 'sejati'. Karena selalu bisa dibandingkan dengan orang lain yang lebih, dan terus merasa kurang, kurang. 

Orang-orang yang memahami kesuksesan ada di cara berpikir, meskipun kasar pekerjaannya, kecil rumahnya, maka tetap bisa merasa sukses (dan memang sudah sukseslah dia).

#3Jarak antara orang2 yang bisa dengan kita (yg tidak bisa) hanya 5 huruf saja. 

Jarak antara orang2 yang berdiri di depan sana dengan kita (yang berdiri di belakang) juga hanya 5 huruf saja. 

Jarak antara orang2 yang bermain dan menjadi pemain dengan kita (yang menonton dan hanya berkomentar) pun hanya 5 huruf saja. 

Itu benar, jarak mereka dengan kita hanya 5 huruf saja: MALAS.Mereka berhasil menaklukkan kemalasan, menjadikannya musuh, terus disiplin, berlatih, bekerja keras. Sementara kita memilih bersahabat dengan malas, teman baik.

#4Orang2 yang tidak bisa melakukan apapun, memilih gagal, mudah menyerah, sedikit2 berputus asa, lazimnya berdiri di atas pondasi argumen-argumen, alasan-alasan. Ada saja jawabannya. 

Saat dia tidak bisa menyalahkan siapapun lagi, maka dia tega sekali memilih menyalahkan Tuhannya--karena sampai kapanpun dia tidak akan pernah menyalahkan diri sendiri.

#5Mulailah dari sekarang, mulailah dari hal kecil, mulailah dari diri sendiri. Tiga nasehat orang tua ini pamungkas sekali, bahkan dalam pekerjaan memindahkan gunung sekalipun, atau mengeringkan sebuah danau sekalipun.

*Tere Lije

About Painting A Dream: The Power of Imagination



Dream big, take risks..... Ron Clark said.
Yes, I do believe in that words.
I know, when a faith of dreams meets chance,
Everything become easier and possible.

I am following Napoleon Bonaparte proverb, that:
.........The word ‘IMPOSSIBLE’ doesn’t exist in my dictionary................

هم يقولون: مستحيل، لكنّي أصدّق بأنّ الله على كلّ شيء قدير........

I may fail in my effort, but I may success too....
Just be optimist and keep a positive thinking.
But, of course I fail if I never ever try....

So that, I have to do it now, with what I have now.
When I know that my dream is too high and too big to reach.
I have to devide it into smaller things....

Because a thousand millions of journey just begin with a first step.
Because a big building just built with a first stone.
Although it is only a little step, it’s much better than I walk in one place with no change.....
Remember: We are the agent of change..... Everyone of us is a painter in our world. Let’s colouring this world with the colors we want.

Maybe, I pray hard, work hard, but sometimes,
what I ask is not come in the reality.........
But, never give up....!
It’s just Allah’s way to examine how strong my belief to Him.
To examine how patient I am......
If I haven’t get what I want, maybe it’s just about waiting the right time and it’s possible He give me the better than my request.....

عسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم............


Let’s learn again.....!
Searching about a wisdom....... hikmah.
About life, about love and about yourself.....

من عرف نفسه فقد عرف ربّه ومن عرف الله أزال التهمة وقال كلّ فعله بالحكمة.

Thinking again about the motto:
“Actually, my fate is in the end of my effort”.

Smile everyday, this world is too wonderful to worry about....

HAMBA ALLAH YANG KEREN


Hamba Allah yang Keren.....

Beberapa kriteria hamba Allah yang keren (versi saya):

  • Dia orang yang cerdas.
Orang yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati dan tidak dilalaikan oleh dunia.

  • Dia orang yang menghargai waktu.
Dia tahu, hidup di dunia itu singkat saja, jadi ia tak akan membuang-buang waktunya untuk hal-hal yang sia-sia.

  • Dia orang yang tak pernah berhenti belajar.
Mempelajari ayat Qur'aniyyah dan ayat Kauniyyah......Belajar dari apa saja, dari siapa saja dan di mana saja. Minal mahdi ila lahdi.....

  • Dia orang yang tujuan hidupnya adalah ibadah Lillah.
Selama ia yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kebaikan dan tidak menyalahi aturan agama, ia akan meniatkan apapun yang dilakukannya, ikhlas hanya untuk Allah SWT semata.

Demikianlah beberapa kriteria hamba Allah yang keren menurut versi penulis....., penulis sendiri menyadari bahwa ia belum termasuk hamba Allah yang keren, namun setidaknya ia sedang berusaha untuk memenuhi kriteria di atas....

Semoga kita termasuk hamba Allah yang keren dan berjodoh dengan orang keren menurut versi kita masing-masing. Karena Allah tak pernah ingkar janji, orang baik untuk orang baik. Jadi, jodoh kita akan sepadan dengan keadaan kita saat ini, kalau penulis sendiri yakin 1000% akan hal ini, do you believe?? 

KEEP SPIRIT


KEEP SPIRIT

19 April 2013 pukul 7:41
Dengan penuh kesadaran,
aku yakin kalau yang namanya iman itu nambah dan ngurang.
So, mau tidak mau harus sering-sering mencharger diri sendiri.

Nyari motivasi dari orang lain itu sah dan wajar saja,
tapi terlalu bergantung pada orang lain juga kurang baik.
Alangkah senangnya kalau bisa memotivasi diri sendiri...
Self motivation......

Jadi nggak ada matinya....!!

Kita tahu kapan saatnya kita bangkit, setelah kita jatuh....
kita tahu kapan kita harus mencari sesuatu yang
baru kalau kita merasa bosan....

Kita tahu kalau dhomir sedang membisiki kita ke jalan yang benar.....
Sehingga kita akan mengikutinya dengan penuh keyakinan.

Kita tahu, jika setan sedang membisiki kita,
sehingga kita harus segera membuang ide-ide gila
yang dibisikan setan....

Filter diri....
Saring, mana kata-kata motivasi yang perlu didengarkan,
dan mana kata-kata yang menjatuhkan yang perlu diacuhkan....

Kuncinya, memahami diri sendiri.
Ya, jika kita kenal diri kita, kita akan tahu kebesaran Allah dan semakin
kenal pada Pencipta kita.

Alhamdulillah, aku dilahirkan sebagai diriku.
dengan segala kekurangan dan kelebihanku.
Aku tahu siapa diriku, maka aku juga tahu SIAPA PENCIPTAKU.

Man 'arofa nafsahu, faqod 'arofa Robbahu.