ISID Gontor Putri
Terbitkan Majalah Nukhbah
Rizka Dwi Seftiani
(Berita ini pernah dimuat di REPUBLIKA)
NGAWI- Dewan Mahasiswa
Institut Studi Islam Darussalam (DEMA ISID) menerbitkan Majalah Nukhbah. Launching
dilaksanakan pada hari Jum’at (16 /4/2010 ) di Aula Kairo, Gontor Putri 1.
Acara dibuka Dr. Fairuz Subakir, MA, dosen di Institut Studi Islam Darussalam
(ISID) dan staff pengajar di Gontor Putri.
“Pondok Modern Darussalam la
yanaamu abadan (tidak akan pernah
tidur).” Tandas Fairuz saat membuka acara. Hal ini dikarenakan acara selalu ada
secara beruntun, karena pada pagi harinya, ada seminar lain yang juga dihelat
di auditorium Gontor Putri 1, yaitu Seminar Bahasa. Jadi, pada Jum’at yang sama
ada dua seminar. Selain itu, dosen yang sering mengajar mata kuliah Bahasa Arab
ini berharap dengan hadirnya majalah Nukhbah, mahasiswi jadi semakin aktif
menulis.
Nukhbah sendiri diambil
dari kata na kho ba dari bahasa Arab yang berarti dicabut, maksudnya
dicabut di sini adalah mereka telah terpilih dari satu golongan, tujuan dari
penamaan ini tidak lain adalah sebagai motovasi untuk seluruh pembaca majalah
agar bermental unggul dan menjadi manusia-manusia terpilih yang bisa diandalkan
di berbagai bidang.
Tidak kurang dari seratus
orang peserta hadir, mereka terdiri dari mahasiswi Institut Studi Islam
Darussalam (ISID) dari Pondok Modern Gontor Putri 1, 2, dan 3. Selain
mahasiswi, hadir pula santriwati yang mewakili klub-klub yang ada di Gontor
putri, diantaranya: MALDA (Majalah Lintas Darussalam) dan GILDA (Gudang Ilmu
Darussalam). Klub-klub ini cukup berkompeten dalam bidang baca tulis. MALDA
(Majalah Lintas Darussalam) sendiri sudah sering menerbitkan majalah diding di
Gontor Putri, walaupun belum setingkat mahasiswi, klub ini adalah bentukan
bagian Diskusi OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern). Sedangkan GILDA (Gudang
Ilmu Darussalam) lebih condong kepada kegiatan membaca, karena mereka adalah
staff dari bagian Perpustakaan OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern).
Usai launching
majalah, acara dilanjutkan dengan Seminar Menulis di Media Massa bersama wartawan
Republika, Damanhuri Zuhri. Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo 1982 ini memulai seminarnya dengan menunjukan
tokoh-tokoh yang sebelumnya merupakan orang yang biasa saja, kamudian berubah
menjadi sosok yang luar biasa, seperti Lewis Presley, Oprah Withney, Zaskia
Adya Mecca, dan Asma Nadia. Pertunjukan tokoh-tokoh beserta lika-liku hidup
mereka cukup membuat peserta seminar antusias dan termotivasi untuk mengikuti
jejak mereka.
Lalu, pria kelahiran 2 Mei 1964 ini juga memberikan kiat-kiat menulis di media massa,
berikut contoh foto-foto mati yang kurang layak di media massa dan foto-foto
hidup yang diterima di media massa. Tidak cukup sampai di situ, ia juga meminta
para peserta seminar untuk menulis di satu kertas tentang acara yang sedang
berlangsung, kemudian beberapa tulisan ditanggapi dan dikoreksi. Sebelum
menutup acara, peserta seminar dipersilahkan untuk bertanya, beberapa
pertanyaan yang dilontarkan membuktikan bahwa
para peserta sangat tertarik dengan dunia tulis-menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar