Selasa, 18 September 2012

MAJALAH NUKHBAH DI REPUBLIKA



ISID Gontor Putri
Terbitkan Majalah Nukhbah

Rizka Dwi Seftiani
(Berita ini pernah dimuat di REPUBLIKA) 

            NGAWI- Dewan Mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (DEMA ISID) menerbitkan Majalah Nukhbah. Launching dilaksanakan pada hari Jum’at (16 /4/2010 ) di Aula Kairo, Gontor Putri 1. Acara dibuka Dr. Fairuz Subakir, MA, dosen di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) dan staff pengajar di Gontor Putri.
            “Pondok Modern Darussalam la yanaamu abadan  (tidak akan pernah tidur).” Tandas Fairuz saat membuka acara. Hal ini dikarenakan acara selalu ada secara beruntun, karena pada pagi harinya, ada seminar lain yang juga dihelat di auditorium Gontor Putri 1, yaitu Seminar Bahasa. Jadi, pada Jum’at yang sama ada dua seminar. Selain itu, dosen yang sering mengajar mata kuliah Bahasa Arab ini berharap dengan hadirnya majalah Nukhbah, mahasiswi jadi semakin aktif menulis.
            Nukhbah sendiri diambil dari kata na kho ba dari bahasa Arab yang berarti dicabut, maksudnya dicabut di sini adalah mereka telah terpilih dari satu golongan, tujuan dari penamaan ini tidak lain adalah sebagai motovasi untuk seluruh pembaca majalah agar bermental unggul dan menjadi manusia-manusia terpilih yang bisa diandalkan di berbagai bidang.
            Tidak kurang dari seratus orang peserta hadir, mereka terdiri dari mahasiswi Institut Studi Islam Darussalam (ISID) dari Pondok Modern Gontor Putri 1, 2, dan 3. Selain mahasiswi, hadir pula santriwati yang mewakili klub-klub yang ada di Gontor putri, diantaranya: MALDA (Majalah Lintas Darussalam) dan GILDA (Gudang Ilmu Darussalam). Klub-klub ini cukup berkompeten dalam bidang baca tulis. MALDA (Majalah Lintas Darussalam) sendiri sudah sering menerbitkan majalah diding di Gontor Putri, walaupun belum setingkat mahasiswi, klub ini adalah bentukan bagian Diskusi OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern). Sedangkan GILDA (Gudang Ilmu Darussalam) lebih condong kepada kegiatan membaca, karena mereka adalah staff dari bagian Perpustakaan OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern).
            Usai launching majalah, acara dilanjutkan dengan Seminar Menulis di Media Massa bersama wartawan Republika, Damanhuri Zuhri. Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo 1982 ini memulai seminarnya dengan menunjukan tokoh-tokoh yang sebelumnya merupakan orang yang biasa saja, kamudian berubah menjadi sosok yang luar biasa, seperti Lewis Presley, Oprah Withney, Zaskia Adya Mecca, dan Asma Nadia. Pertunjukan tokoh-tokoh beserta lika-liku hidup mereka cukup membuat peserta seminar antusias dan termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.  
            Lalu, pria kelahiran 2 Mei 1964 ini juga memberikan kiat-kiat menulis di media massa, berikut contoh foto-foto mati yang kurang layak di media massa dan foto-foto hidup yang diterima di media massa. Tidak cukup sampai di situ, ia juga meminta para peserta seminar untuk menulis di satu kertas tentang acara yang sedang berlangsung, kemudian beberapa tulisan ditanggapi dan dikoreksi. Sebelum menutup acara, peserta seminar dipersilahkan untuk bertanya, beberapa pertanyaan yang dilontarkan membuktikan  bahwa para peserta sangat tertarik dengan dunia tulis-menulis.














      

Tidak ada komentar: