Pendidikan Ala Gontor
Oleh: Rizka Dwi Seftiani
Guru di Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri
Di era globalisasi ini, keunggulan
suatu bangsa tidak lagi diukur dari kekuatan pedang atau senjata, namun ukuran
keunggulannya adalah bagaimana bangsa itu mengembangkan pendidikan dan
pengajaran, agar tercipta tunas-tunas unggul yang siap tumbuh dimana saja. Karena
merekalah yang akan menjadi penerus estafet kepemimpinan dimasa yang akan
datang, maka seyogyanya para guru menyadari bahwa mereka adalah pendidik untuk
generasi yang hidup dimasa yang berbeda, masa yang tantangannya lebih berat
dengan persaingan yang semakin ketat.
Maka dari itu, peran guru sangatlah
penting di sebuah sekolah atau pesantren, sebut saja salah satu contohnya,
guru-guru yang ada di Pondok Modern Darussalam Gontor, mereka dituntut untuk
menjadi teladan dimana pun mereka berada, tidak hanya di kelas, namun juga di
luar kelas, hal ini dikarenakan pendidikan di Gontor sendiri memiliki sebuah
slogan yang selalu didengungkan di telinga santrinya di setiap kesempatan,
yaitu: “Apa yang kita lihat, kita dengarkan, dan kita rasakan adalah
pendidikan.” Oleh karena itu, gerak-gerik, tutur kata, dan nasehat-nasehat yang
diberikan guru di Gontor memiliki makna tersendiri bagi santrinya.
Seorang guru memang dituntut
sempurna di depan anak didiknya, tapi mengingat peribahasa “Tidak ada seorang pun
yang sempurna di dunia ini”, memang sulit sekali mencari sosok guru yang
sempurna, karena kekurangan-kekurangan akan selalu ada. Jika syarat untuk
menjadi guru adalah kesempurnaan, niscaya profesi guru menjadi sulit sekali
dijalani. Walaupun ketidaksempurnaan
bukanlah sebuah aib, bukan berarti boleh dijadikan tameng untuk menganggap
kesalahan-kesalahan yang dilakukan guru menjadi sebuah kewajaran. Kekurangan
itu bisa diminimalisasikan, dalam hal ini kerjasama antar guru harus diolah
dengan baik.
Darussalam Gontor yang memiliki
makna kampung nan damai ini telah menerapkan sistem yang biasa disebut dengan naqd
tadris (evaluasi mengajar) yang dilaksanakan oleh guru senior untuk
mengetahui kualitas mengajar guru junior, yang dievaluasi adalah metode mengajarnya,
buku persiapan mengajarnya (i’dad tadris), on time tidaknya
ketika memasuki kelas.
Evaluasi ini diadakan secara mendadak, jadi
guru yang akan dievaluasi tidak diberitahu terlebih dahulu. Naqd tadris bukanlah
masalah bagi guru yang terbiasa dengan metode mengajar dengan cara yang benar, tetapi ia bisa jadi masalah yang besar
ketika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar