Selasa, 18 September 2012

MARI BERSYUKUR





OJO KURANG SYUKUR!

Rizka Dwi Seftiani

            Disadari atau tidak, banyak sekali hal-hal yang dibenci, tapi sebenarnya itu semua merupakan kebaikan. Sayangnya, manusia seringkali terlambat menyadari hikmahnya.
            Ketika seorang pelajar mendapati nilainya dalam ujian tidak sebaik yang diharapkan, ia sangat marah. Padahal, setelah disadari, itu adalah kesempatan terbaik untuk intropeksi dan belajar lebih giat lagi, maka ia akan bersyukur.
            Demikian halnya dengan mereka yang hidup miskin, banyak sekali orang-orang yang miskin kemudian menyalahkan takdir, padahal keluarganya masih lengkap dan bahagia, ketika ia menemukan orang kaya yang hidupnya menderita, maka ia akan bersyukur dilahirkan sebagai orang miskin asalkan bahagia.
Seorang ibu kadang merasa sangat jengkel karena si kecil yang sangat nakal, susah diatur dan suka berlarian ketika disuruh mandi atau tidur siang, tapi setelah ia bertemu dengan ibu yang lain dengan anak yang mengidap polio digendongannya, maka ia akan bersyukur punya anak nakal yang kakinya normal.
Karena itu, tidak salah ketika ada orang bijak yang menyarakan agar kita selalu melihat orang yang lebih menderita dari kita agar kita lebih bersyukur. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk sesekali mengunjungi rumah sakit, kita akan menemukan orang-orang yang lebih sengsara dari kita di sana, kita akan lupa pada sakit mata yang kita derita, karena kita bertemu dengan orang buta, kita akan merasa lebih beruntung punya kulit hitam, setelah kita bertemu dengan orang yang terkena kanker kulit atau yang kulitnya melepuh akibat luka bakar.
Ada lagi tempat yang hendaknya kita kunjungi, yaitu penjara. Karena di dalamnya kita akan bertemu dengan orang-orang yang dikucilkan dari masyarakat dan terkungkung dalam jeruji, kita akan lebih bersyukur, walaupun kita tak berpangkat, setidaknya kita masih punya nama baik di masyarakat dan bisa bebas berjalan-jalan tanpa harus takut dikejar polisi.
Saat kita dirundung duka dan merasa seolah-olah kesialan dan kesedihan selalu menyertai kita, kemudian menyebabkan kita bosan hidup dan lebih memilih untuk mengakhiri hidup (bunuh diri), bolehlah kita melihat kuburan terlebih dahulu, di sana kita bisa membayangkan, betapa menyakitkannya mereka yang mendapatkan siksa kubur, maka kita akan lebih mensyukuri nikmatnya hidup, karena kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertobat. Maka, keinginan untuk bunuh diri akan lenyap dan digantikan dengan istighfar karena sempat terbersit pikiran bodoh, yaitu bunuh diri.
Begitu banyak nikmat Allah yang bertebaran di muka bumi ini, tapi tidak banyak yang pandai bersyukur, padahal Allah selalu menguji hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan agar ia lebih pandai untuk bersyukur. (Al-Anbiya’[25]: 35)
Perlu diingat juga, barang siapa yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah, maka Allah akan menambah kenikmatannya dengan kenikmatan yang berlipat ganda. “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesunggunya azab-Ku sangat pedih (QS Ibrahim [14]: 7). Maka, hendaknya kita saling menasehati pada saudara kita: Ojo (jangan) kurang syukur!






Tidak ada komentar: