OJO KURANG SYUKUR!
Rizka Dwi Seftiani
Disadari atau
tidak, banyak sekali hal-hal yang dibenci, tapi sebenarnya itu semua merupakan
kebaikan. Sayangnya, manusia seringkali terlambat menyadari hikmahnya.
Ketika seorang
pelajar mendapati nilainya dalam ujian tidak sebaik yang diharapkan, ia sangat
marah. Padahal, setelah disadari, itu adalah kesempatan terbaik untuk
intropeksi dan belajar lebih giat lagi, maka ia akan bersyukur.
Demikian halnya
dengan mereka yang hidup miskin, banyak sekali orang-orang yang miskin kemudian
menyalahkan takdir, padahal keluarganya masih lengkap dan bahagia, ketika ia
menemukan orang kaya yang hidupnya menderita, maka ia akan bersyukur dilahirkan
sebagai orang miskin asalkan bahagia.
Seorang ibu kadang merasa sangat jengkel
karena si kecil yang sangat nakal, susah diatur dan suka berlarian ketika
disuruh mandi atau tidur siang, tapi setelah ia bertemu dengan ibu yang lain
dengan anak yang mengidap polio digendongannya, maka ia akan bersyukur punya anak
nakal yang kakinya normal.
Karena itu, tidak salah ketika ada orang
bijak yang menyarakan agar kita selalu melihat orang yang lebih menderita dari
kita agar kita lebih bersyukur. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk sesekali
mengunjungi rumah sakit, kita akan menemukan orang-orang yang lebih sengsara
dari kita di sana, kita akan lupa pada sakit mata yang kita derita, karena kita
bertemu dengan orang buta, kita akan merasa lebih beruntung punya kulit hitam,
setelah kita bertemu dengan orang yang terkena kanker kulit atau yang kulitnya
melepuh akibat luka bakar.
Ada lagi tempat yang hendaknya kita kunjungi, yaitu penjara. Karena di
dalamnya kita akan bertemu dengan orang-orang yang dikucilkan dari masyarakat
dan terkungkung dalam jeruji, kita akan lebih bersyukur, walaupun kita tak
berpangkat, setidaknya kita masih punya nama baik di masyarakat dan bisa bebas
berjalan-jalan tanpa harus takut dikejar polisi.
Saat kita dirundung duka dan merasa
seolah-olah kesialan dan kesedihan selalu menyertai kita, kemudian menyebabkan
kita bosan hidup dan lebih memilih untuk mengakhiri hidup (bunuh diri),
bolehlah kita melihat kuburan terlebih dahulu, di sana kita bisa membayangkan,
betapa menyakitkannya mereka yang mendapatkan siksa kubur, maka kita akan lebih
mensyukuri nikmatnya hidup, karena kita masih diberi kesempatan oleh Allah
untuk bertobat. Maka, keinginan untuk bunuh diri akan lenyap dan digantikan
dengan istighfar karena sempat terbersit pikiran bodoh, yaitu bunuh
diri.
Begitu banyak nikmat Allah yang bertebaran di
muka bumi ini, tapi tidak banyak yang pandai bersyukur, padahal Allah selalu
menguji hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan agar ia lebih pandai untuk
bersyukur. (Al-Anbiya’[25]: 35)
Perlu diingat juga, barang siapa yang
senantiasa mensyukuri nikmat Allah, maka Allah akan menambah kenikmatannya
dengan kenikmatan yang berlipat ganda. “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesunggunya azab-Ku sangat pedih (QS Ibrahim [14]: 7). Maka,
hendaknya kita saling menasehati pada saudara kita: Ojo (jangan) kurang
syukur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar