Maraknya berita mengenai reshuffle atau perombakan kabinet
belakangan ini patut untuk dijadikan bahan renungan kita bersama. Berbagai
macam pertanyaan mulai bermunculan: Ada apa
dengan pemerintahan Indonesia?
Mengapa banyak yang tidak puas pada kinerja mereka? Atas dasar apa mereka dulu
bisa terpilih? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
Ada indikasi bahwa mereka yang harus mengalami perombakan kabinet atau
pelepasan jabatan adalah pemberian amanat yang salah sasaran. Padahal, Allah
SWT telah meletakan dasar-dasar pemerintahan yang diantaranya adalah perintah
untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila
pemerintah menetapkan sebuah hukum, hendaknya diputuskan secara adil (QS
An-Nisa’ (4): 58).
Mereka yang duduk di pemerintahan,
sejatinya adalah orang-orang yang dipercaya rakyat untuk memimpin. Itu sama
artinya dengan masyarakat menitipkan tanggung jawab atau amanat pada mereka.
Tapi sayang, sebagian dari mereka belum menyadari beratnya amanat yang mereka
tanggung, sehingga hasil kerja mereka seringkali mengecewakan.
Terlebih lagi, mereka yang
menggunakan amanat sebagai aji mumpung, mumpung masih menjabat,
ramai-ramai pelesir dengan uang rakyat, padahal pada saat yang sama, masih
banyak masalah-masalah yang membutuhkan dana dari pemerintah. Alangkah baiknya
jika para pejabat ini mau sedikit peduli pada keadaan rakyat seperti pada
masa-masa pemilu, karena ada yang unik dengan pemerintahan Indonesia, ketika
mereka belum dipilih, mereka berlomba untuk menjadi orang yang paling dermawan,
namun ketika amanat sudah ada di pundak, mereka seperti lupa kacang akan
kulitnya.
Seharusnya, amanat diberikan untuk
mereka yang tidak pernah memintanya, tapi sekarang mencari orang yang jenisnya
seperti ini sangat langka. Karena, sekarang amanat sudah menjadi barang
rebutan, mungkin memang pantas diperebutkan karena sangat menjanjikan untuk
masa depan. Nampaknya perlu diadakan sayembara: Siapa di antara kalian yang mau
memimpin Indonesia
tanpa dibayar dan hanya bermodalkan keikhlasan dan niat untuk berjuang? Jika
ada yang mengajukan dirinya, sungguh dia adalah orang yang paling pantas untuk
memimpin Indonesia.
Amanat, kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya, Allah SWT telah mengingatkan hamba-Nya: “Dan orang-orang
yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dalam keimanan, dan kami tiada mengurangi sedikitpun
dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya.” (At-Tur (52): 21)
Dalam ayat lainnya juga disebutkan:
“Dan tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya
orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari
kiamat) disebabkan apa yang telah mereka kerjakan (Al-An’am (6): 120)
Amanat adalah titipan dari Allah
SWT, maka kewajiban bagi siapapun yang mendapatkan titipan haruslah menjaga apa
yang dititipkan itu. Sungguh, amanat kepemimpinan adalah amanat yang sangat
berat, maka sebelum meminta amanat, hendaknya mengukur kemampuan terlebih
dahulu, ini sangat penting agar tidak terjadi lagi amanat yang salah alamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar